Minggu, 16 September 2012

Kembalikan Air pada Tempatnya


sumber gambar : click this
“Bengawan solo riwayatmu kini
Sedari dulu jadi perhatian insani
Musim kemarau tak seberapa airmu
Dimusim hujan air mengalir sampai jauh...
.... Dan akhirnya kelaut”

Sepetik syair dari lagu karya gesang sang maestro keroncong mengingatkan betapa pentingnya kawasan yang terjaga ketersediaan airnya. Tentu kita sepakat bahwa lingkungan yang baik adalah lingkungan yang masih tersedia cukup air untuk kebutuhan makhluk hidup. Air yang tidak segera mengalir ke sungai setelah hujan dan serta merta mengalir begitu saja ke laut. Air yang menjadi harapan adalah air yang tetap tersedia dikala musim kemarau, serta tak ada limpahan air bah dikala hujan melimpah.

Sebaik itulah seharusnya kondisi air di bumi kita. Disadari atau tidak, sebagian besar aktifitas manusia akan berdampak pada perubahan keseimbangan lingkungan. Entah positif maupun negatif, dampak tersebut pasti akan muncul. Parahnya, jika dampak negatif cenderung lebih dominan, maka tidak salah untuk kita berfikir ulang terhadap aktifitas-aktifitas yang kita lakukan. Kondisi di Bali seperti yang diberitakan website VoA pada tanggal 07 September 2012 yang bertajuk “Eksploitasi Sumber Daya Air di Bali Sebabkan Krisis, patut kita jadikan cermin ancaman krisi air.