Senin, 07 Mei 2012

Batam I’m in Research Part 1 - Naik Pesawat


Batam I’m in Research Part 1
Naik Pesawat
Naik Pesawat. Bukan makna yang sebenarnya. Karena bukan naik di atas pesawat. Melainkan kita berada di dalam pesawat. Juga tidak menaiki kursi pesawat, tetapi menduduki kursi pesawat. Gampangnya, pada hari itu Jum’at 13 April 2012 merupakan saat pertama kalinya aku menggunakan moda transportasi udara. Biasa orang menyebutnya pesawat terbang, berbeda pada saat aku kecil biasa kusebut dengan nama montor mabur.
Hari ini menjadi hari yang bersejarah. Selain pengalaman pertama kali menumpang pesawat terbang. Hari ini perjalanan menuju batam merupakan langkah awal pada proses penelitian untuk skripsiku. Kebetulan penelitianku merupakan kerjasama antara LPPM Unsoed dengan PT. Poultrindo Lestari yang berkantor di Batam. Perjalanan cukup mengasyikan bersama dengan Prof. Suwarto, Pak Agus Riyanto dan Pak Minto.
Saat-saat lepas landas merupakan momen yang menurutku paling megejutkan. Karena terjadi secara tiba-tiba dan seperti ditarik dari belakang. Namanya juga pengalaman pertama. Pasti terasa gerogi. Tetapi setelah pesawat stabil di udara, perjalanan serasa begitu halus. Melewati jendela di samping kiri tempat duduk bernomor 14 C, aku menyaksikan pemandangan dibawah yang cukup mengesankan. Tiba-tiba disaat aku sedang menyaksikan pemandangan yang sebagai besar tertutup awan, profesor bertanya padaku.
“Rif, kira-kira siapa yang mencoret-coret kaca pesawat bagian luar itu?” tanya sang Profesor sambil menunjukan jarinya kearah jendela yang penuh goresan di bagian luar. “Paling pengamen kalo gak ya pedagang asongan, Pak. Hahaha” jawabku dengan nada bercanda. Serentak kami tertawa bersama.
Pesawat yang satu ini memang berbeda dari pesawat yang sehari-hari aku temui. Coba kita ulas satu per satu perbedaan pesawat yang sehari-hari aku temui dengan pesawat yang satu ini. Pertama, Sudah banyak yang tahu bahwa di dalam pesawat kita tidak boleh menggunakan alat komunikasi. Karena diangggap bisa mengganggu radar pesawat. Berbeda dengan pesawat yang biasa sehari-hari aku temui, justru malah digunakan untuk berkomunikasi. Namanya pesawat telepon.
Kedua, pesawat yang aku tumpangi tidak ada pembagian kelas, semuanya merupakan penerbangan reguler dengan fasilitas yang sederhana. Tidak banyak hiburan yang  bisa kita saksikan. Tidak seperti pesawat yang sering kita saksikan dengan hiburan beragam. Biasa kita menamainya pesawat televisi.
Ketiga, di dalam pesawat sebelum berangkat kita akan mendengar suara tanpa rupa. Suara yang menjelaskan bagaimana kemanan saat penerbangan. Mulai dari cara pemakaian sabuk pengaman hingga penggunaan masker oksigen. Suara tanpa rupa biasa kita saksikan sehari-hari melalui frekuensi FM. Kita menyebutnya pesawat radio.
Tapi tidak hanya itu. Ada perbedaan lagi yang mencolok dengan pesawat yang sering kita temui pula. Bedanya kalau pesawat yang satu ini tidak bisa memberikan pertolongan ketika kita sakit. Tetapi kalau pesawat rumah sakit bisa memberikan pertolongan kepada siapa yang sedang sakit.

Itulah pengalaman dan sedikit ulasan setelah saya mengikuti dan mengamati perjalanan udara menggunakan maskapai BATAVIA AIR dengan nomor penerbangan Y6-567. Berangkat dari bandara Adi Sutjipto, yogyakarta pukul 8.10 WIB dan tiba di bandara Hang Nadim, Batam sekitar pukul 10.00 WIB. Welcome to Batam....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar