Rabu, 11 November 2009

Mahasiswa, Dari Pergerakan Sampai Pengabdian

Lebih baik diasingkan

daripada menyerah kepada kemunafikan....

(Soe Hok Gie)

Sepenggal kalimat diatas mengingatkan kepada kita betapa pentingnya perjuangan melawan kemunafikan.Saat ini adalah salah satu moment penting dalam perjalanan panjang kehidupan seorang mahasiswa, masa perkuliahan adalah miniatur kehidupan kita kelak. Artinya apabila saat ini kita melakukan tindakan – tindakan yang memberikan banyak manfaat bagi orang lain, memberikan banyak pembelajaran kepada kita, maka pada saat kita telah mengakhiri masa perkuliahan ini kita tidak akan canggung, bingung dalam menghadapi pahit manisnya kehidupan.
Menilik perjalanan panjang sejarah bangsa ini tentu tak terlepas dari peran pemuda termasuk mahasiswa, awal pergerakan Bangsa Indonesia dimulai dengan berdirinya Budi Utomo. Setelah itu dihasilkannya Sumpah Pemuda yang menjadi cikal bakal kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan Republik Indonesia juga berkat kejelian pemuda Indonesia dimana melihat posisi sekutu yang lemah ( vacuum of power ) sehingga mereka berinisiatif untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan akhirnya berhasil walaupun dengan proses yang rumit dan sedikit radikal namun itulah seninya. Setelah kemerdekaan Indonesia pemuda tak lantas diam menikmati kemerdekaan ini namun pemuda termasuk mahasiswa Indonesia tetap peka, kritis, peduli dan berkontribusi nyata dengan salah satunya menumbangkan pemerintahan yang tidak memihak rakyat yaitu pemerintahan Soeharto.

Melihat kilas balik sejarah diatas apakah kita tidak merasa malu? Saat ini kita dipenuhi dengan berbagai hal yang memudahkan, mengenakan, serba ada, serba bebas yang membuat kita mabuk kepayang. Jika hari ini mahasiswa-mahasiswa Indonesia zaman dahulu, Ki Hajar Dewantoro, M Natsir, Moh. Hatta mengetahui para penerusnya mabuk dengan minuman keras, narkoba, free sexs dan hal – hal lain yang memabukan tentu mereka akan menangis bahkan menyesal telah menjadikan Indonesia merdeka, lebih baik Rakyat Indonesia makan pangkal pohon pisang dari pada tunduk pada penjajah. Apabila hari ini kita baru sadar belum terlambat untuk merubah semuanya, dengan menerapkan tiga peran dan fungsi mahasiswa yaitu Agent Of Change, Agent Of Social Control dan Iron Stock kita mampu meneruskan perjuangan para founding father bangsa ini. Jadi tugas para mahasiswa masa ini harus menghindari adanya kekerasan baik kekerasan yanhg ada dalam penyampaian aspirasi maupun kekerasan dalam kegiatan kemahasiswaan termasuk Orientasi Pengenalan Kampus atau lebih sering dikenal dengan istilah OSPEK. Hal ini perlu dilakukan karena tidak sedikit paradigma-paradigma negatif yang diberikan oleh masyarakat kepada mahasiswa. Karena selama ini sering muncul berita di televisi mengenai anarkisme yang dilakukan oleh beberapa yang mengatas namakan pergerakan mahasiswa yang kurang bertanggung jawab. Jika pergerakan mahasiswa hanya dipandang sebagai kekuatan massa, maka peristiwa tahun 1998 sangat mungkin bisa terulah peristiwa yang serupa. Kekuatan hebat yang bisa menggulingkan kekuasaan tapi tidak bisa diandalkan untuk membangun negeri ini.

Akan tetapi kita perlu mengacungkan jempol terhadap mahasiswa-mahasiswa yang masih bertahan dengan gerakan nyata selain aksi massa. Lihatlah aksi mereka dalam KULIAH KERJA NYATA, dalam PRAKTEK KERJA PROFESI, ataupun orang-orang muda yang bergerak secara personal memajukan masyarakat sekitar dengan suatu pemberdayaan, atau mahasiswa-mahasiswa yang menciptakan suatu inovasi baru sebagai solusi menghadapi kesulitan hidup di negeri ini. Semoga mahasiswa dapat terhindar dari prespektif-prespektif yang menyudutkan mahasiswa.(Arif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar