Rabu, 23 Maret 2011

Kompaksi Tanah dan Pertumbuhan Tanaman - Praktikum Ekologi Tanaman

I. PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Tingginya produktivitas suatu produk pertanian merupakan salah satu tujuan pokok dari kegiatan pertanian. Untuk itu, banyak aspek telah diupayakan untuk dapat mencapai produktivitas yang maksimal dengan input yang minimal. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan pokok tersebut diantaranya dengan melakukan konsep budidaya seperti yang terdapat pada panca usaha tani yaitu pengolahan tanah, pemupukan, pengairan, penggunaan bibit unggul, serta pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Penerapan panca usaha tani dimaksudkan pula untuk meningkatkan kesejahteraan petani, karena dengan menerapkan konsep tersebut, akan mudah tercapai produktivitas yang tinggi sehingga petani mampu memperoleh keuntungan yang cukup besar. Dasar pokok dari penerapan onsep tersebut adalah karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak semata-mata ditentukan atau dipengaruhi oleh factor genetic saja, melainakan factor lingkungan juga cukup besar pengaruhnya terhadap kualitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Pelaksanaan praktikum ekologi tanaan ini akan menekankan pada pengamatan mengenai pengaruh terkait permasalahan tanah, pupuk dan air pada pertumbuhan tanaman. Konsep pengolahan tanah yang dimaksudkan dalam konsep tersebut pada intinya adalah menjadikan tanah sebagai media tanam yang cocok bagi suatu tanaman yang akan dibudidayakan. Oleh karena itu, pada praktikum ekologi tanaman ini, akan di uji suatu hipotesis mengenai pengaruh kompaksi tanah terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. Dengan kata lain akan diketahui pengaruh besarnya partikel-partikel tanah yang berhubungan erat dengan pori-pori tanah pada pertumbuhan tanaman.

Aspek pemupukan yang diamati ditinjau dari pemberian pupuk dengan dosis yang berbeda. Pupuk yang digunakan pada praktikum ini adalah pupuk makro yaitu pupuk yang mengandung unsur Nitrogen, Phospor, dan kalium.

Faktor yang selanjutya juga akan diamati pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman adalah air. Air sebagai factor tumbuh utama bagi tanaman haruslah mampu dimanfaatkan dengan baik oleh tanaman dalam keadaan yang cukup. Yang dimaksud dengan kondisi air yang cukup bagi tanaman adalah kondisi air dalam taraf kapasitas lapang (Hardjowigeno, 1999). Yang dimaksud dengan kapasitas lapang adalah adanya keseimbangan antara kandungan air dan udara pada pori-pori tanah. Pada praktikum ini factor yang diamati adalah mengenai intensitas pemberian air. Dengan maksud untuk mengetahui intensitas pemberian air yang optimal bagi tanaman budidaya sesuai dengan kondisi ekologis yang cocok bagi tanaman tersebut.

Pelaksanaan praktikum ini dilakukan dengan menggunakan polybag dan dilakukan kombinasi ketiga perlakuan diatas yaitu kombinasa antara konsistensi yang terdiri dari konsistensi tanah ukuran 2 mm dan 5mm, pemupukan yang terdiri dari lima dosis pupuk yang berbeda, serta intensitas pemberian air yang dilakukan dengan memberikan air tiap dua hari sekali dan tiap empat hari sekali. Selanjutnya akan diamati bagai mana interaksi antar perlakuan yang diuji cobakan.


  1. Tujuan

Tujuan dari praktikum in antara lain:

1. Mengetahui pengaruh kompaksi tanah terhadap pertumbuhan tanaman.

2. Mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan dan bobot kering tanaman

3. Mengetahui pengaruh intensitas pemberian air terhadap pertumbuhan tanaman.

II. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih tanaman jagung dan kedelai, pupuk Urea; KCl; dan Sp-36. tanah dengan diameter 5 mm dan 2 mm, air. Sedangkan peralatan yang digunakan antara lain yaitu polybag, ayakan, gelas beker, pipet, label, penggaris, timbangan analitik, oven.


II. PROSEDUR KERJA

Praktikum ini dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

  1. Siapkan tanah dengan diameter 2mm sebagai perlakuan K0 dan 5 mm sebagai perlakuan K1. lalu masukan kedalam polybag
  2. Beri air sampai pada kapasitas lapang. Lalu tanam benih jagung dan kedelai pada maing-masing polybag. Dengan masing-masing polybag ditanam 2 biji.
  3. Tiap dua hari sekali, tanaman yang mendapat perlakuan A0 disiram dengan air secukupnya. Sedangkan dengan perlakuan A1 disiram dengan air setiap empat hari dekali.
  4. Lakukan pempukan sesuai dengan jadawal dan dosis yang telah ditentukan. Dengan perlakuan untuk jagung F1 yaitu berturut-turut N,P,K adalah 100, 50, 100. F2 N,P,K adalah masing-masing 100 gram. F3 N,P,K adalah 200, 50, 100. F4 N,P,K adalah 200,100,100. sedangkan untuk kedelai, F1 N,P,K adalah 75,50,50. F2 N,P,K adalah 75,75,50. F3 N,P,K adalah masing-masing 50 gram. Dan F4 N,P,K adalah 50, 75, 50. semuanya dalam satuan gram.
  5. Berikan label pada polybag sesuai dengan kombinasi perlakuan antara A, K, dan F.
  6. Amati tinggi tanaman serta lebar dan panjang daun dan bobot kering tajuk maupun akar tanaman.
  7. Setelah diperoleh data, lakukanlah analisi terhadap data yang sudah diperoleh.

IV. HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

A. Hasil Pengamatan

(terlampir)

B. Analisis Data

(terlampir)

V. PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman sangat jelas sekali dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh disekitar tanaman. Menurut Fitter (1994), karena pertumbuhan tanaman tergantung pada aktivitas sistem fotosintesis, maka hal ini tidak dapat dielakan akan mengalami tekanan seleksi yang intensif baik pada kemampuan untuk menghasilkan bagian-again dimana fotosintesis terjadi maupun kemampuan supaya fotosintesis dapat berjalan lebih efisien.

Meskipun tanah pada umumnya merupakan defisien nutrisi, artinya pemberian pupuk akan meningkatkan pertumbuhan maupun merubah komposisi spedies atau kedua komponen tersebut. Meskipun terkecuali pada tanah-tanah yang memiliki toksisitas cukup tinggi serta tanah-tanah dengan kandungan air tersedia yang sangat sedikit akan sangat menghambat pertumbuhan tanaman.

Supaya tanaman dapat lebih dominant terhadap kondisi lingkungan, atau dengan kata lain tanaman tersebut cocok dengan kondisi tersebut, diperlukan kemampuan untuk memanfaatkan lingkungan dengan lebih maksimal.

Berdasarkan data hasil pengamatan dan analisis data, ada beberapa hal yang perlu dikaji secara lebih mendalam. Selanjutnya, pembahasan mengenai pengaruh dari perlakuaan akan dibahas pada masing-masing komoditi.

1. Jagung

Aspek yang diamati dari tanaman jagung adalah respon kompaksi tanah, intensitas pemberian air dan dosis pemberian pupuk yang berbeda terhadap tinggi tanaman, luas daun, dan bobot kering tajuk serta akar.

Berdasarkan analisi data, diketahui bahwa perlakuan-perlakuan yang diberikan menunjukan hubungan yang tidak signifikan atau tidak beda nyata artinya, pada setiap perlakuan maupun pada kombinasi perlakuan, tidak menimbulkan respon yang berbeda dari pertumbuhan tanaman jagung. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pertumbuhan yang paling baik diperoleh dari perlakuan A1F4K1 dengan tinggi tanaman mencapai rata-rata 29.14. sedangkan perlakuan A2F1K2 memerikan respon tanaman dengan ukuran tinggi yang paling pendek yaitu 21,86.

Berbeda dengan tinggi tanaman, berdasarkan tabel analisis keragaman, diketahui bahwa perlakuan kompaksi memberikan respon yang beda nyata pada level kepercauyaan 95% atau pada level 5% pada tabel F terhadap luas daun.

Berdasarkan hasil uji lanjut, interaksi AxKxF terdapat nilai yang beda nyata. Pada level 5%, yang terbukti memiliki nilai F hitung 46,30 lebih besar dari F tabel yang hanya 34,38. hamper pada setiap perlakuan yang diberikan, tidak memberikan respon yang berbeda. Meskipun ada yang memiliki respon yang berbeda pula. Berdasarkan metode uji lanjut DMRT, beberapa tanaman yang memiliki respon berbeda ada pada perlakuan A2xK1. Perlakuan A2F4K1 tidak berbeda nyata dengan A2F1K1, akan tetapi berbeda nyata dengan A2F2K1 dan A2F3K1. Sedangkan A2F1K1 tidak berbeda nyata dengan semua perlakuan.

Pada pengamatan terhadap bobot kering tajuk dan akar, tidak terdapat perbedaan atau dengan kata lain tidak beda nyata dari respon tanaman terhadap perlakuan. Peristiwa ini disebabkan karena timbangan analitik yang digunakan masih kurang teliti sehingga tidak diketahui secara jelas perbedaan berat yang sesungguhnya antar sampel. Selain itu, dapat pula disebabkan karena intensitas maupun interval perlakuan yang terlalu tipis perbedaannya sehingga pengaruhnya tidak mudah terlihat.

2. Kedelai

Beberapa perlakuan memberikan respon yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman. Pada tinggi tanaman kedelai, seluruh perlakuan A1 tidak memberikan hasil yang signifikan. Pada perlakuan A2 terdapat respon yang berbeda. Perlakuan A2F1K1 tdak berbeda nyata dengan perlakuan A2F2K1, tetapi berbeda nyata dengan A2F4K1 dan A2F3K1. berdasarkan nilai yang diperoleh, perlakuan yang memberikan respon palig efektif adalah perlakuan A2F3K2. dengan tinggi tanaman menapai rata-rata 22,91.

Analisi terhadap luas daun, memberikan kesimpulan yang tidak beda nyata antar perlakuan terhadap respon pertumbuhan tanaman. Periwtiwa ini disebabkan karena antar perlakuan tidak memiliki perbedaan intensitas maupun interval yang cukup besar. Sehingga respon tanaman tidak begitu terlihat berbeda.

Tidak jauh berbeda dengan jagung, prhitungan terhadap bobot kering tajuk maupun akar juga tidak memberikan respon yang signifikan terhadap perlakuan yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh ketelitian timbangan yang digunakan. Timbangan yang digunakan hanya memiliki ketelitian 0,1 gram saja. Sehingga bobot kering antar sampel tidak diketahui perbedaan secara lebih nyata.

Beberapa perlakuan yang diberikan sebenarnya akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan tanaman. Yang dapatt diamati dari perbedaan respon yang muncul. Tanah dengan pori-pori yang cukup akan memberikan respon pertumbuhan yang lebi bak dibandingkan dengan tanah yang sedikit porinya. Karena pori-pori pada tanah berfungsi untuk menyimpan air dan udara sehingga aerasi dapat terjadi dengan baik. Menurut Hardjowigeno (1993), porositas tanah tinggi kalau bahan organic tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai poristas yang lebih tingi daripada tanah dengan struktur yang pejal.

Interaksi antara intensitas pemberian air dengan kompaksi sangatlah erat. Air dapat ditahan lebih lama oleh tanah dengan ukuran diameter yang lebih kecil. Akan tetapi kondisi yang terus menerus akan mengurangi aerasi tanah. Oleh karenanya, respon pertumbuhan yang terbaik diantara interaksi keduanya adalah pemberian air sebanyak dua hari sekali pada kompaksi ukuran diameter partikel tanah 5 mm.

Pemberian pupuk dengan perbedaan dosis juga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yang sekali lagi itupun akan dipengaruhi oleh interaksi sntar perlakuan yang lain. Pemupukan akan lebih efektif dilakukan atau diterapkan pada konsistensi tanah 5m dan intensitas pemberian air dua hari sekali. Karena pupuk pada perlakuan tersebut akan tersedia pada tanah dan akar tanah dapat dengan udah menembus pori tanah dibandingkan dengan ukuran tanah 2mm dimana akar akan sulit berkembang (Basuki, 2006).

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Perbedaan ukuran partikel tanah atau kompaksi akan mempengaruhi kemampuan tanah untuk menahan air. Tanah dengan diameter 2mm akan lebih kuat menahan air dibndingkan ukuran 5mm, akan tetapi aerasinya tidak lebih baik disbanding 5mm.

2. Pemberian dosis pupuk yang berebda antar tanaman memberikan respon yang berbeda. Pada tanaman kedelai, dosis yang tepat adalah perlakuan F3 yaitu masing-masing pupuk 50 gram. sedangkan pada jagung, dosis pupuk yang tepat adalah pada perlakuan F4 yaitu 100 gram untuk pupuk Sp-36 dan KCl, 200 gram untuk pupuk Urea.

3. Intensitas pemberian air yang tepat sangat ula dipengaruhi oleh kompaksi tanah. Intensitas pemberian akan lebih baik dilakukan lebih sering pada tanah dengan diameter besar. Akan tetapi pada diameter kecil sebaiknya penyiraman tidak terlalu sering, karena untuk memenuhi konsepsi aerasi yang cocok untuk pertumbuhan tanaman.


DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Wahjoe Widhijanto. 2006. Pengaruh Waktu Pemupukan Dan Tekstur Tanah Terhadap Produktivitas Rumput Setaria splendida stapf . http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/wahjoe%20widhijanto%20b.%20090202006.pdf. Diakses tanggal 21 mei 2010.

Fitter A.H. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah mada University Press. Yogyakarta.

Hardjowigeno, Sarwono. dkk. 1999. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Fakultas Pertanian IPB. Bandung.

Hardjowigeno, Sarwono. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar