Senin, 28 September 2009

Antara Narkoba, Cinta dan Facebook

Antara Narkoba, Cinta dan Facebook
Ibarat amplop dan perangko, permisalan yang cukup klise tersebut begitu menggambarkan jalinan kehidupan yang cukup erat seperti kehidupan remaja yang erat dengan romantika cinta dan dunia cyber. Peliknya kisah cinta acap kali menyerang kehidupan remaja dengan berbagai gejolak yang berbeda dari tiap individu. Terkadang cinta dapat menjadi candu yang cukup menjerat jiwa remaja dengan berbagai gejolak yang berbeda.
Tidak jauh berbeda dengan cinta, facebook sebagai salah satu situs jejaring sosial terbesar ini merupakan “mainan” baru bagi remaja indonesia. Sering kita jumpai adanya cafe-cafe yang menawarkan layanan Hot-Spot. Kalau kita cermati hampir semua pelanggan yang menggunakan layanan hotspot pastilah sedang membuka situs jejaring sosial ciptaan pria asal Silicon Valley, Mark Zuckerberg. Bahkan tidak sedikit remaja indonesia yang menjadikan Facebook-an (istilah familiar untuk bermain facebook) sebagai aktifitas wajib di internet. Sehingga hal ini dapat juga dikatakan sebagai candu bagi remaja-remaja penggila dunia cyber.
Menjelmanya cinta dan facebook sebagai candu remaja-remaja indonesia memiliki sisi positi dan negatif yang seimbang, artinya, sisi negatif dari candu yang ditimbulkan oleh cinta dan facebook tidak berbahaya ketika masih dalam taraf normal. Sisi negatif yang timbul dari adanya cinta adalah timbulnya gangguan jiwa yang dapat disembuhkan dengan cara yang cukup mudah. Begitu pula dengan efek negatif dari facebook sebagai candu yang dapat mengakibatkan ketergantungan berlama-lama dengan internet.
Tidak hanya cinta dan facebook yang dapat menjadi candu bagi remaja. Sering kita dengar istilah Narkoba. Narkoba sebagai bahan yang mengandung zat adiktif layak disebut sebagai candu yang cukup nyata. NARKOBA dikenal melalui sebuah istilah yang muncul dari penggabungan beberapa kata yaitu Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif. Narkoba merupakan bahan atau zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral (diminum), dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat dikatakan sebagai candu karena dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Kita ketahui bersama bahwa narkotika dan psikotropika disuatu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang pengobatan, pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, namun disisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan tanpa pembatasan, pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama.
Berdasarkan pemaparan data pada acara seminar yang diusung oleh Badan Narkotika Kabupaten Banyumas pada pertengahan bulan September tahun 2008 lalu, kita akan merasa terharu, lantaran dari data disebutkan bahwa hanya sekitar 10% dari pecandu narkoba yang pernah atau sedang dirawat di Rumah Sakit atau Panti Rehabilitasi. Sebagian besar (90%) tersebar di masyarakat dan penjara. Di sisi lain 90% dari penghuni lapas adalah narapidana kasus narkoba. Fenomena seperti inilah yang seharusnya menjadi cambuk bagi masyarakat untuk tetap berupaya sekuat tenaga memberantas peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba.
Sebagai suatu candu, narkoba memiliki pengaruh negatif yang cukup besar. Penyalahguna narkoba akan mudah terserang syndrome yang mengganggu kerja sistem syaraf pusat dan organ-organ vital lainnya. Hal yang paling ditakutkan dari penyalahgunaan narkoba adalah merebaknya penyebaran virus HIV/AIDS yang mematikan.
Akan sangat menyakitkan bila pada masa remaja yang merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa sudah menyalahgunakan narkoba, maka sudah pastilah kehancuran menghadanag didepan mereka. Pada masa remaja, justru muncul sebuah keinginan besar untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup di lingkungan sosialnya. Walaupun semua kecenderungan itu masih dalam batas kewajaran, namun hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Menurut beberapa hasil survei menunjukkan bahwa jumlah penyalahguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja, artinya sebuah masalah besar akan menghadang karena para remaja penggunaan narkoba, akan tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja.
Melihat efek negatif yang ditimbulkan sebagai candu, narkoba lebih membahayakan daripada cinta dan facebook yang hanya memiliki segelintir efek negatif. Jika cinta sebagai candu, dapat menjadikan seseorang lupa diri begitu pula facebook yang dapat merubah orang menjadi lebih konsumtif dan sedikit menjauh dari interaksi sosial. Maka sebagai candu narkoba dapat mengakibatkan hilangya jati diri bahkan hilangnya nyawa ataupun paling tidak kemampuan finansial para pecandu narkoba akan semakin terkuras dan kemunghkinan besar akan dijauhi oleh masyarakat sekitar, sehingga secara tidak langsung mereka akan kehilangan salah satu wahana interaksi sosial mereka.
Sebuah slogan berbunyi “mencegah lebih baik daripada mengobati” dirasa masih tepat untuk dijadikan alternatif solusi trerkait permasalahan penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat. Namun tidak sebatas slogan belaka. Tindakan nyata yang positif perlu sekali diterapkan untuk menangani masalah tersebut. Menilik remaja sebagai insan yang sedang semangat-semangatnya menjalani hidup, perlu adanya pengarahan terhadap setiap hal yang dilakukannya. Untuk terhindar dari jerat narkoba, remaja perlu melakukan aktivitas yang sekiranya dapat mengurangi kontak mereka dengan barang haram tersebut. Dengan kata lain, remaja perlu menyibukan diri. Namun dalam aktifitas-aktifitasnya, remaja perlu sesekali menyegarkan pikiran mereka untuk menghindari stress. Karena jika remaja mengalami stress akan sangat mudah bagi mereka untuk terjerat pada pusaran narkoba.
Pada dasarnya, tetap melakukan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat merupakan alternatif solusi yang tepat untuk menjauhkan remaja dari bahaya yang di timbulkan narkoba. Karena bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak jika masih ada praktek penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama artinya dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa yang artinya akan mudah sekali bangsa ini hancur jika remaja sebagai penerus bangsa sudah hancur terlebih dahulu. (Arif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar