II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistematika atau Taksonomi didefenisikan sebagai cabang biologi yang bertugas untuk mengadakan identifikasi semua makhluk hidup, baik yang sekarang masih ada maupun yang dahulu pernah ada. Dalam arti menentukan nama dan tempatnya dalam sistem klasifikasi, sehingga diperoleh suatu rangkuman, ringkasan, atau gambaran mengenai seluruh makhluk hidup di dunia ini.
Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Kegiatan klasifikasi tidak lain adalah pembentukan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat di dalam keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup tersebut.
Salah satu sapek yang diperlukan dalam mempelajari tumbuha (botani) adalah pengetahuan tentang nama botani (ilmiah/latin) jenis-jenis tumbuhan. Sebab seseorang yang bekerja dengan suatu jenis tumbuhan harus yakin bahwa materi yang ditanganinya benar-benar sesuai dengan nama menurut standar taksonomi tumbuhan. Sekali ia mempublikasikan hasil pekerjaannya dan menyebarluasakannya, seluruh dunia akan siap menyerap informasi tentang jenis tumbuhan yang dipublikasikan tersebut dengan berpegang kepada nama botani yang dikenakan. Nama ilmiah suatu tumbuhan merupakan sebuah kunci mukjizat untuk membuka khazanah yang berisi semua pengetahuan tentang jenis tumbuhan tersebut (Naiola, 1986).
Untuk memudahkan penentuan hubungan kekerabatan dan memperlancar pelaksanaan penggolongan tumbuhan, maka diadakan kesatuan-kesatuan taksonomi yang berbeda-beda tingkatnya. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dicantumkan dalam Kode Tatanama, maka suatu individu tumbuhan dapat dimasukkan dalam tingkat-tingkat kesatuan taksonomi sebagai berikut (dalam urutan menurun, beserta akhiran-akhiran nama ilmiahnya):
- Dunia tumbuh-tumbuhan (Regnum Vegetabile)
- Divisi (divisio -phyta)
- Anak divisi (sub divisio -phytina)
- Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga –phyceae)
- Anak kelas (subclassis –idea)
- Bangsa (ordo –ales)
- Anak bangsa (subordo –ineae)
- Suku (familia –aceae)
- Anak suku (subfamilia –oideae)
- Puak (tribus –eae)
- Anak puak (subtribus –inae)
- Marga (genus; nama ilmiah marga dan semua tingkat di bawahnya tidak diseragamkan akhirannya)
- Anak marga (subgenus)
- Seksi (sectio)
- Anak seksi (subsectio)
- Deret (series)
- Anak deret (subseries)
- Jenis (species)
- Varietas (varietas)
- Forma (forma)
Urutan tingkat-tingkat kesatuan taksonomi itu tidak boleh diubah atau dipertukarkan. Dengan tidak memperhatikan tingkatnya maka setiap kesatuan taksonomi tersebut masing-masing disebut takson(Anonim, 2007).
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menempatkan tumbuhan yang telah diidentifikasi sesuai dengan tingkatan taksonnya.
III. BAHAN DAN ALAT
- Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tumbuhan dari tiga divisi yaitu divisi Bryophyta, Pteridophyta, Spermatophyta.
- Alat
Alat yang digunakan adalah alat tulis, buku atau pustaka yang terkait.
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM
Praktikum dilaksanakan dengan cara mengklasifikasikan tubuhan hasil eksplorasi yang sudah didterminasi kedalam takson-takson dari tingkat kingdom sampai tingkat spesies.
V. HASIL PENGAMATANDari hasil determinasi, setelah ditemukan nama spesiesnya, dapat disusun klasifikasinya sebagai berikut:
A. Phanaerogamae.
1. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.
2. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
Spesies : Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz
B.Cryptogamae
1. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas : Pteridopsida
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Asplenium
Spesies : Asplenium belangeri (Bory) Kze
2. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Bryophyta (Lumut)
Kelas : Bryopsida
Ordo : Polytrichales
Famili : Polytrichaceae
Genus : Pogonatum
Spesies : Pogonatum cirrhatum
VI. PEMBAHASAN
Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu aspek yang cukup berpengaruh manfaatnya. Untuk menyederhanakan begitu banyaknya jenis makhluk hidup sehingga mudah dipelajari, maka dikembangkan cabang Biologi khusus yang disebut Taksonomi. Taksonomi merupakan ilmu tentang identifikasi tatanama dan klasifikasi makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu.
Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli Biologi bertujuan untuk:
- mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya;
- mengetahui hibungan kekerabatan antar makhluk hidup;dan
mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya
Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori)(Tjitrosomo, 1984)
1. Sistem Artifisial atau Buatan. Sistem Artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada makhluk hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya. Misalnya klasifikasi tumbuhan dapat menggunakan dasar habitat (tempat hidup), habitus atau berdasarkan perawakan (berupa pohon, perdu, semak, ternak dan memanjat).
Tokoh sistem Artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan (plantae) dan hewan (animalia). Ia pun membagi tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna serta memanjat. Tokoh lainnya adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat reproduksinya.
2. Sistem Alami. Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck. Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami. Artinya anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam. Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki dua, berkaki empat, tidak berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, bersisik, berambut dan lain-lain. Sedangkan pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping biji satu, berkeping biji dua.
3. Klasifikasi sistem fiogenik muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh para ahli biologi. Pertama kali dikemukakan oleh Carles Darwin pada tahun 1859. menurut
VII. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan, apat diterik kesimpulan bahwa ditemukan dua spesies yang termasuk pada divisi Spermatophyta yaitu Arachis hypogaea L dan Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz. Divisi Pteridophyta yitu Asplenium belangeri (Bory) Kze serta Divisi Bryophyta yaitu Pogonatum cirrhatum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. “Taksonomi Tumbuhan”. http://e-course.usu.ac.id/content/biologi/taksonomi/textbook.pdf. diakses tanggal 15 Juni 2009
Anonimous. 2008. “Keanekaragaman dan Klasifikasi Organisme”. http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.pdf. diakses tanggal 12 Juni 2009.
Naiola, Paul. 1986. Tanaman Budidaya
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1984. Botani Umum 3.
Terima kasih kopasnya kakk <3 sangat membantuuu
BalasHapus