Sabtu, 16 Oktober 2010

Koleksi (Membuat Herbarium)

II. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembuatan herbarium merupakan suatu aktifitas pengawetan tanaman untuk keperluan penelitian lebih lanjut. Fungsi dari herbarium adalah membantu identifikasi tumbuhan lainnya yang sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri morfologinya. Dengan kata lain, herbarium merupakan tumbuhan yang diawetkan yang nantinya dapat dijadikan perbandingan dengan tumbuhan yang akan diidentifikasi.

Herbarium memiliki dua jenis yang cukup dikenal yaitu herbarium basah dan herbarium kering. Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Sedangkan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.

Hal yang perlu diperhatikan pada saat proses pembuata herbarium(Steenis, 1981):

1. TAHAP PENGUMPULAN: pengumpulan tanaman dilakukan dengan melakukan eksplorasi di lapangan. Selanjutnya masukan tumbuhan yang diperoleh kedalam vasculum, atau dimasukan saja kedalam halaman sebuah buku yang tebal. Ambilah terutama dari bagian tumbuhan yang berbunga atau malahan yang berbuah. Buatlah sedikitnya 2 sampel yang lengkap dari tiap jenis. Bagian dari tumbuhan yang besar sedikitnya panjangnya 30-40 cm dan sedikitnya harus ada satu daun dan satu inflorescencia yang lengkap, kecuali kalau bagiannya yang khusus masih terlalu besar. Lihatlah bagian tumbuhan yang berada dibawah tanah. Sediakan buku untuk mencatat kehususan seperti : warna, bau, bagian dalam tanah, tinggi tempat dari permukaan laut, tempat, banyaknya tanaman tersebut.

2. CARA MENGERINGKAN: tumbuhan diatur diatas kertas kasar dan kering, yang tidak mengkilat, misalkan kertas Koran. Letakan diantara beberapa halaman yang dobel dan sertakan dalam setiap jenis catatan yang dibuat untuk tanaman tersebut. Juga biasanya digunakan etiket gantung yang diikatkan pada bahan tumbuh-tumbuhan, yang nomornya adalah berhubungan dengan buku catatan lapangan. Tumbuh-tumbuhan yang berdaging tebal, direndam beberapa detik dalam air yang mendidih. Lalu tekanlah secara perlahan-lahan. Gantilah untuk beberapa hari kertas pengering tersebut. Ditempat yang kelembabannya sangat tinggi, dapat dijemur dibawah sinar mata hari atau didekatkan di dekat api (diutamakan dari arang). Tanaman dikatakan kering kalau dirasakan tidak dingin lagi dan juga terasa kaku. Diusahakan bahwa seluruh sample terus-menerus dalam keadaan kering. Makin cepat mereka mongering, maka makin baik warna itu dapat dipertahankan.

3. PENGAWETAN: tanaman yang dikeringkan selalu bersifat hygroscopis, akan mudah sekali terserang jamur. Oleh karena itu, usahakanlah penyimpanan herbarium di tempat kering dan jemurlah koleksi tersebut sekali-kali dibawah sinar matahari. Terhadap serangan serangga, yang juga memakan tumbuh-tumbuhayang sangat kering, dapat dipakai bubukan belerang, naphtaline, atau yang lebih baik dapat digunakan paradichloorbenzol. Kedua zat yang terakhir ini menguap langsung dan terus-menerus.(Anonim, 2007)

4. PEMBUATAN HERBARIUM: temple herbarium, kalau dapat pada helaian yang terlepas, sehingga kelak dapat ditempatkan menurut selera yang dikehendaki. Tempelkan nama pada kertas dengan kertas label. Tuliskan diatas kertas herbarium data mengenai tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama spesies.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengumpulkan tanaman kering atau basah untuk kepentingan pembelajaran.

III. BAHAN DAN ALAT

  1. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum acara in adalah: tumbuhan yang telah diidentifikasi di laboratorium.

  1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: kertas Koran, lem atau isolasi, alat tulis.

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM

  1. Preparat Kering
    1. Pengumpulan tanaman yang telah diidentifikasi masikan pada halaman buku yang besar atau kertas Koran.
    2. Bagian dari tumbuhan yang besar (pabjang 30-40 cm)) sedikitnya harus ada satu daun dan sati inflorescensia yang lengkap.
    3. Catat tanda-tanda khusus seperti; warna, bau, bagian dalam tanah, ketinggian tempat dan lain-lain.
    4. Cara mengeringkan. Letakan tumbuhan pada kertas yang kasar dan kering. Sertakan catatan khusus yang telah dibuat atau gunakan etiket gantung yang diikatkan pada tumbuhan tersebut. Keringkan sampai kertas pembungkus benar-benar kering.
    5. Pengawetan. Tumbuhan yang telah dikeringkan supaya tidak mudah terserang jamur atau serangga, diupayakan untuk disimpan ditempat kering dan sekali-kali dijemur dibawah sinar matahari, serta daoat diberikan bubuk belerang atau kamper.


V. HASIL PENGAMATAN

Herbarium dengan pembungkusan menggunakan kertas Koran:

VI. PEMBAHASAN

Pembuatan herbarium ditujukan sebagai acuan perbandingan pada saat kiranya ditemukan spesies yang menyerupai. Dalam proses pembuata herbarium, perlu diperhatikan beberapa aspek diantaranya adalah;

1. TAHAP PENGUMPULAN: pengumpulan tanaman dilakukan dengan melakukan eksplorasi di sekitar GOR Soesilo Soedarman dan lahan dibelakang gedung Teknologi Pertanian. Selanjutnya tumbuahan tersebut dimasukan kedalam plastic untuk kemudian diidentifikasi. Semua bagian tumbuhan hasil eksplorasi dimasukan kedalam Koran, kecuali untuk tanaman Caesalpinia pulcherrima tidak dibuat herbarium Karena bagian tumbuhan tidak diambil secara lengkap. Tumbuhan yang dibuat herbarium didapat di sekitar GOR dan belakang gedung TP Fakultas Pertanian UNSOED di kabupaten Banyumas pada ketinggian ± 900 m diatas permukaan laut.

2. CARA MENGERINGKAN: Proses pengeringan dilakukan dengan memasukan tumbuhan kedalam Koran yang berlapis yang kemudian tiap-tiap Koran ditulis keterangan mengenai nama spesies, kelompok praktikum, tanggal praktikum, dan keterangan mengenai lokasi ditemukannya tumbuhan tersebut.

3. PENGAWETAN: pengawetan dilakukan untuk menghindari kerusakan yang disebabkan jamur maupun serangga. Untuk menghindari dari jamur, maka dilakukan penjemuran dan peletakan di tempat yang kering,. Karena jamur tidak aka tumbuh pada habitat yang kering. Sedangkan untuk menghindari serangga, herbarium dapat diberi belerang.

4. PEMBUATAN HERBARIUM: untuk mempermudah penggunaan herbarium, maka herbarium dapat ditempelkan pada selebara kertas sehingga penyusunan urutan dapat dirubah dengan mudah. Selanjutnya, kertas herbarium diberi keterangan lengkap mengenai herbarium tersebut.

Lokasi Eksplorasi : GOR Soesilo soedarman dan Kebun Kampus TP

Ketinggain Tempat : ± 900 dpl

VII. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanaman hasil esplotrasi selanjutnya dijadikan herbarium kering dengan menggunakan kertas Koran sebagai pembungkusnya. Tanaman herbarium diambil dari lokasi eksplorasi yang berada di sekitar GOR Soesilo Soedarman dan di kebun belakang Gedung Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian UNSOED.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. “Taksonomi Tumbuhan”. http://e-course.usu.ac.id/content/biologi/taksonomi/textbook.pdf. diakses tanggal 15 Juni 2009

Steenis, C.G.G.J van. 1981. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita


5 komentar:

  1. tlong donk sebutin tumbuhan apa saja yang bs dibuat herbarium, yang meliputu akar, batang,daun dan buah

    BalasHapus
  2. kalo pake alkohol pada tahap mana??
    terus masa pengeringannya bakalan lebih lama ga??
    makasiih,, nice artikel...^^

    BalasHapus
  3. pembuatan herbarium diatas tidak memanfaatkan alkohol, karena alkohol akan menurunkan intensitas warna. herbarium kering tidak perlu dibasahi alohol. terima kasih. semoga bisa saling sharing pengetahuan.

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. your welcome.. sering2 berkunjung dan beri komentar ya... hehe

      Hapus