Hotspot, yang kemarin sempat terbatas penggunaannya hanya sampai jam 10 malam kini sudah bisa diakses 24 jam. Kabar perihal pembatasan waktu penyediaan layanan hotspot dibenarkan Ryan Rudyana (L’09) yang ditemui ketika sedang mengerjakan tugasnya mengaku pernah merasakan sinyal hotspot hanya sampai jam 10 malam.
Sabtu, 25 Desember 2010
Jumat, 03 Desember 2010
keorganisasian
Komisi Terbentuk, Mahasiswa Agrotek Siap PKL
Simpang siur kejelasan pelaksanaan PKL (Praktek Kerja Lapang) Prodi (Program Studi –red.) Agroteknologi kini sudah semakin terang. Dibentuknya KSA (Komisi Studi Akhir) menandai kesiapan Prodi Agroteknologi dalam melaksanakan PKL. Ir. Begananda, MP (Rabu, 10/11) selaku Ketua KSA memaparkan bahwa KSA sudah terbentuk dan siap untuk mengarahkan mahasiswa dalam melaksanakan PKL. “komisi sudah ada dan kita siap bekerja” paparnya.
Jumat, 29 Oktober 2010
MACAM PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN
MACAM PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN
Berapa teknik pengendaliannya antara lain:
1. Pengendalian Secara Kultur Teknik
Pengendalian tersebut merupakan pengendalian yang bersifat preventif, dilakukan sebelum serangan hama terjadi dengan tujuan agar populasi OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) tidak meningkat sampai melebihi ambang kendalinya
Selasa, 26 Oktober 2010
lAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
disemprotkan pada tanaman dengan maksud untuk menambah unsur hara yang
diperlukan oleh tanaman. Pengertian lain dari pupuk adalah suatu bahan yang
diberikan ke dalam tanah dan atau tanaman dengan maksud untuk mengubah
kondisi fisik, kimia, dan hayati dari tanah dan atau tanaman sehingga sesuai
dengan tuntutan tanaman. UNTUK MENGUNDUH FILE DALAM FORMAT PDF, SILAHKAN KLIK PADA JUDUL.
Senin, 25 Oktober 2010
pembelahan mitosis
Sabtu, 16 Oktober 2010
Koleksi (Membuat Herbarium)
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan herbarium merupakan suatu aktifitas pengawetan tanaman untuk keperluan penelitian lebih lanjut. Fungsi dari herbarium adalah membantu identifikasi tumbuhan lainnya yang sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri morfologinya. Dengan kata lain, herbarium merupakan tumbuhan yang diawetkan yang nantinya dapat dijadikan perbandingan dengan tumbuhan yang akan diidentifikasi.
Herbarium memiliki dua jenis yang cukup dikenal yaitu herbarium basah dan herbarium kering. Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Sedangkan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.
Klasifikasi Tumbuhan
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistematika atau Taksonomi didefenisikan sebagai cabang biologi yang bertugas untuk mengadakan identifikasi semua makhluk hidup, baik yang sekarang masih ada maupun yang dahulu pernah ada. Dalam arti menentukan nama dan tempatnya dalam sistem klasifikasi, sehingga diperoleh suatu rangkuman, ringkasan, atau gambaran mengenai seluruh makhluk hidup di dunia ini.
Identifikasi atau Determinasi Tumbuhan
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya.
Untuk dapat mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi ataupun identifikasi, Determinasi merupakan upaya membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan(Anonim, 2008)
Eksplorasi Tumbuhan
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dari pemanfaatan tumbuhan. Seperti tersedianya oksigen dari proses metabolisme tumbuhan. Keterlibatan manusia dalam dunia tumbuhan melalui ilmu pengetahuan, mengharuskan manusia untuk mengetahui secara mendalam proses-proses yang berlangsung dalam tubuh tumbuhan, faktor-faktor apa saja yang mengendalikan proses-proses tersebut. Pengetahuan dan penguasaan faktor-faktor pengendali tersebut melalui ilmu pengetahuan, diharapkan akan dapat meningkatkan mutu produk tumbuh-tumbuhan bagi kepentingan sesama manusia. Tidak kalah penting adalah usaha melindungi tumbuhan agar factor-faktor luar yang ikut mengendalikan proses-proses tersebut dapat tetap dipelihara jika bersifat positif, sebaliknya dapat dihindari jika bersifat negative.
SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA PURWOSARI KECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS
- Latar Belakang
Kamis, 14 Oktober 2010
Kondisi Masyarakat Pertanian Desa Kedondong Kabupaten Banyumas
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa Kedondong terletak di Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sebagai desa yang termasuk dalam kategori desa bukan pesisir, menjadikan pertanian sebagai komoditas utama. Pertanian di desa ini memiliki potensi cukup besar. Kondisi tersebut diperkuat dengan sebagian besar profesi masyarakat setempat yang memanfaatkan sumberdaya yang ada didesa tersebut sebagai lahan pertanian. Baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusianya.
Phatogen Kedelai xanthomonas campestris pv. Phaseoli dan Cara Pengendaliannya
TUGAS TERSTRUKTUR
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
PATOGEN KEDELAI (Glycine max) Xanthomonas campestris pv. Phaseoli dan Cara Pengendaliannya
Makalah ini Disusun Guna Melengkapi
Komponen Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Organisme Pengganggu Tumbuhan
Dosen Pengampu: Prof. Ir. Loekas Soesanto, MS., Ph.D
Disusun Oleh:
Kelompok II
Tiara Marshela Dewi A1L008052
Arif Ardiawan A1L008062
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2009
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedelai (Glycine max (L.) Merr. ) merupakan salah satu jenis kacang sumber protein terpenting di dunia. Di Amerika dan Eropa merupakan sumber minyak konsumsi (Naiola, 1986).
Kedelai tidak terdapat sebagai tumbuhan liar dialam. Diduga bahwa kedelai berasal dari hibridisasi antara G. ussuriensis Regel yang terdapat liar di selatan Asi bagian timur, dengan G. tomentosa Benth. yang tumbuh liar di Cina bagian selatan. Kedelai dibudidayakan di cina ejak zaman prasejarah. Kedelai sudah lama dibudidayakan di
laporan praktikum kultur jaringan
- Latar Belakang
PROTEIN
Protein merupakan koponen utama dalam semua sel hidup. Fungsinya terutama ialah sebagai unsur pembentuk setruktur sel, misalnya dalam rambut, wol, kolgen, jaringan penghubung, membran sel, dan lain-lain. Selain iu dapat pula berfungsi sbagai protein yang aktif, seperti misalnya enzim, yang berperan sebagai katalis segala prses biokimia dalam sel. Protein aktif selain enzim yaitu hormon, haemoglobin, protein yang terikat pada gen, tioksin, antibodi/antigen dan lain-lain.(Wirahadikusumah, 1989).
Kamis, 07 Oktober 2010
UNSOED Terapkan SOTK Baru
Ditetapkannya Susunan Organisasi dan Tata Kelembagaan (SOTK) Universitas Jenderal Soedirman berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No 25 Tahun 2009, menuntut dirubahnya system tata kerja kelembagaan. Perubahan yang dilakukan diantaranya digabungnya dua Sub Bagian (Subbag) yaitu subbag Akademik dan Subbag Kemahasiswaan menjadi satu subbag yang selanjutnya dinamakan Subbag Akademik dan Kemahasiswaan dan didirikannya subbag baru yaitu Subbag Perencanan dan Sistem Informasi.
UNSOED Terapkan SOTK Baru
Ditetapkannya Susunan Organisasi dan Tata Kelembagaan (SOTK) Universitas Jenderal Soedirman berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No 25 Tahun 2009, menuntut dirubahnya system tata kerja kelembagaan. Perubahan yang dilakukan diantaranya digabungnya dua Sub Bagian (Subbag) yaitu subbag Akademik dan Subbag Kemahasiswaan menjadi satu subbag yang selanjutnya dinamakan Subbag Akademik dan Kemahasiswaan dan didirikannya subbag baru yaitu Subbag Perencanan dan Sistem Informasi.
Dirubahnya SOTK ditujukan untuk mewujudkan kinerja yang lebih efektif dan efisien. Menurut Dr. Eko Hariyanto, M.Si, Ak (Rabu, 29/09) selaku Pembantu rektor (PR) II menyatakan bahwa perubahan tersebut, terutama pada penggabungan dan penambahan Sub Bagian, dimaksudkan untuk menambah efisiensi dan efektifitas kinerja. “secara pasti motivasi dirubahnya SOTK saya kurang tahu, kalo menurut saya itu untuk meningkatkan efektifitas” ungkapnya.
Tidak semua kebijakan baru yang digulirkan akan mudah untuk diaplikasikan. Begitu pula yang terjadi dengan kasus SOTK baru ini. Subbag Akademik yang dahulu dijabat oleh Aryanto dan Subbag Kemahasiswaan yang dahulu dijabat Warih Edi Sasono, SH, kini hanya dijalankan oleh seorang kepala Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan yaitu Aryanto. Jadi Subbag yang dahulu seharusnya diemban oleh dua orang pegawai yang berbeda, kini, subbag yang menangani perihal akademik dan kemahasiswaan hanya diemban oleh satu orang saja.
Menanggapi hal itu Eko menjelaskan bahwa meskipun kepala Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan hanya satu akan tetapi kinerjanya dirasa tidak rumit karena masing-masing aspek baik akademik maupun kemahasiswaan pada nyatanya masih memiliki staf-staf seperti yang ada sebelumnya.”kan masih ada staf-staf, hanya saja komando subbag aja yang berbeda dengan sebelumnya” jelasnya.
Bertambahnya tanggung jawab yang kini diemban Aryanto ternyata justru membuat kinerja dirasa kurang efektif lantaran masih cukup membingungkan. “saya juga masih bingung, mau berada di bawah PD (Pembantu Dekan:red) yang mana?”, keluh Aryanto (Kamis, 30/09). Perubahan ini berdampak kurang efektif dan perlu di revisi lagi dalam pembagian dan penempatan kasub kemahasiswaan. “diharapkan dalam 3 bulan kedepan dapat ditinjau dan direvisi kembali pleh pihak pusat. Dan seharusnya pembagian Subbag Kemahasiswaan itu diperjelas dan disendirikan lagi.” Tambahnya.
Menghadapi globalisasi yang terjadi di berbagai aspek kehidupan, dibentuklah subbag baru untuk menjawab tantangan tersebut. Munculnya Subbag baru yaitu Subbag Perencanaan dan Sistem Informasi diharapkan dapat menyelaraskan UNSOED dengan kemajuan teknologi yang ada dewasa ini. Menurut Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Achmad Iqbal, M.Si, dibentuknya Subbag Perencanaan dan System Informasi merupakan suatu usaha untuk menjadikan UNSOED sebagai kampus yang tidak termakan oleh pesatnya perkembangan teknologi. “tujuannya ya untuk meningkatkan kinerja atau pelayanan akademik serta untuk mengikuti perkembangan zaman sesuai visi misi rektor yang baru” ungkap Iqbal.
Berubahnya SOTK berdampak pada banyaknya anggaran yang di keluarkan. Digabungnya kedua subbag tentu akan mengurangi anggaran yang notabene sebelumnya dijabat oleh dua orang yang berbeda tetapi kini diemban oleh satu orang yang sama. Efisiensi kinerja yang diharapkan bisa jadi bukan merupakan tujuan utama dari penggabungan dua subbag mejadi satu. Bisa jadi efisiensi yang dimaksud adalah terkait efisiensi pendanaan pegawai. Namun Eko menyangkal hal tersebut. Menurutnya, digabungnya dua subbag menjadi satu bukan ditujukan untuk mengefisiensikan pengeluaran akan tetapi lebih tepat dalam rangka mempermudah sinkronisasi kedua bidang yang digabung, disi lain meskipun ada penggabungan subbag tapi ada penambahan subbag baru. “kan ada subbag baru, Subbag perencanaan dan sistem Informasi, jadi alokasinya tetap sama karena jumlah subbagnya masih tetap empat” terang Eko.
Salah Kaprah
Berubahnya tata kerja kelembagaan terutama pada sub bagian kelembagaan dapat memicu terjadinya kebingungan terkait kinerja dan tanggung jawab yang akan dilaksanakan. Sebagian besar civitas akademia menganggap bahwa suatu subbag hanya melayani satu pembantu dekan saja. Akan tetapi pada dasarnya, secara fungsional subbag tidak harus melayani satu pembantu dekan saja.
Lebih jauh mengenai hal tersebut, Eko menjelaskan bahwa Pegawai pada subbag bisa jadi melaksanakan tugas dari pembantu dekan lain selama tugas tersebut masih berada pada koridor sub bagian tersebut.” Subbag itu melayani semua unsur dekanat, tidak hanya terpaku pada satu unsur saja” jelasnya.
Rencana Revisi
Meski SOTK ini baru diresmikan tahun 2009 akan tetapi dinilai masih belum cukup memenuhi target UNSOED kaitannya dalam pencapaian visi-misi rektor. Menindak lanjuti hal itu, maka pada saat ini sedang dilakukan perumusan Rancangan SOTK untuk melengkapi kekurangan pada SOTK yang ada saat ini.
SOTK tahun 2009 dinilai belum lengkap karena pada masa jabatan rektor Prof. Edi Yuwono, muncul jabatan baru yaitu Pembantu Rektor IV. Sedangkan jabatan tersebut belum termaktub pada SOTK tersebut yang notabene dirumuskan pada masa jabatan Prof. Sudjarwo. “SOTK 2009 dibuat sebelum Pak Edi menjabat Rektor, sedangkan Rektor dilantik pada bulan April 2010” terang Eko. Sehingga secara otomatis SOTK tersebut meski disusun pada masa jabatan Prof. Sudjarwo akan tetapi aplikasinya dilaksanakan pada masa jabatan Prof. Edi Yuwono.
Seperti layaknya Pembantu Rektor yang lain,. Fungsi PR IV juga ditujukan untuk mewujudkan visi-misi rektor. Secara struktural, jabatan Pembantu rektor IV ini menangani aspek terkait Perencanaan dan Kerjasama. Fungsi ini juga ditujukan untuk membantu mempercepat direalisasikannya UNSOED sebagai BLU (Badan Layanan Umum) seperti yang dipaparkan oleh Eko Haryanto, “secara garis besar untuk menjalankan BLU”. Paparnya.